Selasa, 28 Oktober 2008

Anda Harus Nonton MAY !

Kalau engkau tak mampu menjadi jalan raya
Jadilah saja jalan kecil,
Tetapi jalan setapak yang
Membawa orang ke mata air

Tidaklah semua menjadi kapten
tentu harus ada awak kapalnya....
Bukan besar kecilnya tugas yang menjadikan tinggi
rendahnya nilai dirimu
Jadilah saja dirimu....
Sebaik-baiknya dari dirimu sendiri
(Taufiq Ismail : Kerendahan Hati)
Suatu hari Pak Johand Dimalaouw yang senior saya di kampus pernah berkata,"kalau kamu pingin kaya mendadak kamu bias ke bandara ketika terjadi kerusuhan, disana kamu bias mendapatkan mobil dengan harga murah".Kisah yang mirip ditampilkan di film May ini,Anda mungkin akan jadi berempati dengan para korban kerusuhan Mei 1998 yang kebanyakan beretnis cina itu.Dalam film itu ditampilkan betapa para saudara cina ini rela menukarkan apa saja untuk sekedar mendapatkan tiket ke luar negeri,ada yang menukarkan mobil,perhiasan bahkan sertifikat rumah!
Wow !!!! betul kata Mas Hikmat,film MAY memang bagus,segar sekali,sungguh sebuah alternative baru bagi film Indonesia sekarang.Film besutan Viva Westi ini sungguh berhasil menyampaikan pesan dengan kadar yang pas,tidak berlebihan dan masuk akal. Viva Westi yang anak Papua ini sungguh mampu memimpin rekan-rekannya untuk menghasilkan film dengan gambar yang memanjakan mata penonton dengan kerja kamera yang kaya sudut pandang,lihat ketika kamera mengambil angle pintu bawah ketika Antares (Yama Carlos ) yang ragu mau masuk ke rumah May (Jenny Chang ) atau tidak,lalu diikuti shoot May membuka jendela kamarnya di lantai 2 setelah Antares meninggalkan rumah kos May.Beberapa kali juga disuguhkan shoot dari bawah ke atas untuk menunjukkan rumah Pak Gandang (Lukman Sardi) yang pengusaha laundry itu sedang dijual dengan harga murah dengan nomor kontak telepon yang unik : 0856 56565656. Atau adegan shoot yang diambil dari atas ketika May dan Antares sedang berciuman di pinggir pantai kan jarang diambil oleh film lain. Pokoknya puas deh …!
Soal pemain yang mengisi juga tampil prima, pemeran utamanya juga masih segar,pemeran utama wanitanya artis pendatang baru Jenny Chang, sedangkan actor utamanya Yama Carlos yang telah membintangi Belahan Jiwa (2005),Angker Batu (2007), Merah Itu Cinta (2007),In The Name Of Love (2008).Akting mereka menjadi sangat prima berkat dukungan pemeran pendukung yang jempolan macam Ria Irawan,Lukman Sardi,Tuti Kirana,Niniek L Karim,Tio Pakusadewo dan Jajang C Noer. Khusus untuk Jenny Chang aktingnya tergolong luar biasa untuk hitungan seorang yang baru pertama main film,info dari teman saya ternyata benar,ada banyak teman beretnis cina yang sedang mengadu peruntungan menjadi bintang film sekarang.Seperti biasa Ria Irawan yang memainkan peran Yuni, istri Pak Gandang si pengusaha laundry, juga mencuri perhatian dengan logat jawanya yang pas.
Mau lihat dari sisi scenario,wah sangat jempolan juga,Dirmawan Hatta si pembuat telah bekerja dengan sangat baik.Banyak dialog cerdas yang ditampilkan, lihatlah dialog antara Antares yang sutradara film dokumenter itu saat akan mengundurkan diri dari perusahaan bosnya yang diperankan Tio Pakusadewo," Kamu (Antares) mau jadi apa setelah ini? mau jadi sutradara festival yang ga punya duit karena filmnya hanya laku di festival-festival ? atau mau jadi sutradara sinetron yang setiap hari harus streaming dan tuanya kena lever?".Atau juga sindiran Pak Ustadz yang hadir di acara syukuran umroh Pak Gandang,"Reformasi itu artinya …dulu pekerjaan tukang cuci itu kan rendahan sekarang jadi meningkat statusnya dan berubah nama menjadi laundry". Atau ucapan Pak Gandang yang akhirnya membatalkan rencana umrohnya setelah bertemu Ku Bing di Malaysia,"Kita ini udah pernah umroh,Bu,ngapain kita umroh lagi kalo hanya ingin dipandang oleh tetangga".
Film yang digarap dengan tempo singkat ini bercerita tentang percintaan Antares yang batak dan May yang cina. Peristiwa Mei 1998 memisahkan mereka hingga waktu yang lama. Dalam peristiwa itu diceritakan bahwa May diculik sekelompok orang dan diperkosa. Sedangkan Antares, yang bekerja sebagai pembuat film dokumenter, tengah sibuk membidik momen tersebut.May juga harus berpisah dengan ibunya karena sang ibu telah pergi ke Malaysia dengan menukarkan sertifikat rumahnya untuk mendapatkan sebuah tiket pesawat. May pun menyusul sang bunda ke Malaysia. Sepuluh tahun berselang, Antares berhasil menemukan May di Malaysia.
Banyak pesan kemanusiaan dalam film ini,Anda tentu akan trenyuh melihat wajah kusam dan sayu dari Ku Bing (Tuti Kirana),ibunda May,wajahnya menyiratkan beban trauma yang berat pasca kerusuhan Mei yang menyebabkan dia kehilangan harta benda dan anaknya.Kita juga akan merenung ketika Pak Gandang yang sebelum kerusuhan Mei hanyalah seorang pekerja kecil di sebuah hotel mendadak menjadi orang kaya karena mendapatkan sertifikat rumah Ku Bing sebagai imbalan dari tiket pesawat yang diberikan Gandang.Ternyata di satu sisi banyak orang kehilangan harta benda sedangkan di sisi lain banyak juga orang yang mendapat durian runtuh karena sebuah kerusuhan,bahkan di kondisi seperti itu ada juga yang menjadi calo tiket dengan harga gila-gilaan seperti teman Gandang,orang- orang yang bersenang-senang di atas penderitaan orang lain.Anda juga akan setuju dengan keputusan Pak Gandang 10 tahun setelah kerusuhan mei 98 yang mengembalikan rumah Ku Bing sehingga Ku Bing bias kembali ke Indonesia.
Saya dulu sering bertanya dalam hati ketika mendengar testimoni seorang yang sukses biasanya,untuk berterima kasih pada istri dan anak-anaknya, saya waktu itu belum mengerti, "kenapa harus berterima kasih? bukannya dia sukses karena usahanya sendiri?" Saya kepikiran hal ini ketika melihat adegan Antares yang ditelepon pacarnya,May, ketika dia sedang bekerja mengambil gambar,sedangkan May berada di tengah-tengah kerusuhan yang akhirnya membuat May diperkosa. Antares akhirnya memilih membiarkan telepon kekasihnya itu dan melanjutkan pekerjaannya, sebuah keputusan yang disesalinya selama 10 tahun.Pesan yang indah dimana kita harus menyeimbangkan kepentingan karir dan keluarga.
Terkait dengan kerusuhan Monas,jadi apakah Anda ingin kepedihan mei 98 terulang kembali?
Bersatulah bangsaku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar