Jumat, 12 Desember 2008

DIA dan DIRINYA

awalnya aku merasa nasib cintaku memang tuhan berikan tidak adil...setiap kali aku merasa sayang pada seseorng tapi tiap kali juga itu kandas dan terjadi...aku bahkan merasa diriku jauh dari sebuah mahluk yg memeng tidak sempurna tuhan ciptakan...
namun aku salah...
aku terlalu berkesimpulan buruk terhadapku...
dan terhadap tuhan...
TUHAN MEMANG ADIL...
aku di berikan teman-teman ang slalu perhatian padaku...yang jauh punya cinta dan sayang terhdapaku...dan kini telah aku temukan "DIA" pangganti "DIRINYA"
dia yang begitu sayang dan selalu ingatkan ku tentang cintanya padaku...tentang sayangnya padaku...aku telah temukan DIA pengganti DIRINYA...peluk dan ciumnya jauh lebih hangat dari DIRINYA...karena DIA sejatinya CINTAKU...

penghianatan yang DIRINYA berikan begitu sakit UNtukku tapi kini DIA datang sebagai pengobat kesedihanku sebagai gairahku...
DIA aku sanagat mencintaimu...ingin segera aku peluk erat dirimu....
LOVE U DIA

Guru, elemen yang terlupakan

Pendidikan Indonesia selalu gembar-gembor tentang kurikulum baru...yang katanya lebih oke lah, lebih tepat sasaran, lebih kebarat-baratan...atau apapun. Yang jelas, menteri pendidikan berusaha eksis dengan mengujicobakan formula pendidikan baru dengan mengubah kurikulum.

Di balik perubahan kurikulum yang terus-menerus, yang kadang kita gak ngeh apa maksudnya, ada elemen yang benar-benar terlupakan...Yaitu guru! Ya, guru di Indonesia hanya 60% yang layak mengajar...sisanya, masih perlu pembenahan. Kenapa hal itu terjadi? Tak lain tak bukan karena kurang pelatihan skill, kurangnya pembinaan terhadap kurikulum baru, dan kurangnya gaji. Masih banyak guru honorer yang kembang kempis ngurusin asap dapur rumahnya agar terus menyala.

Guru, digugu dan ditiru....Masihkah? atau hanya slogan klise yang sudah kuno. Murid saja sedikit yang menghargai gurunya...sedemikian juga pemerintah. banyak yang memandang rendah terhadap guru, sehingga orang pun tidak termotivasi menjadi guru. Padahal, tanpa sosok Oemar Bakri ini, tak bakal ada yang namanya Habibi.
kutipan http://pendidikanindonesia.blogspot.com/

Jumat, 21 November 2008